Jakpro Sulap Fasilitas Serbaguna Untuk Hidupkan Event Kota

Balkoters Talk bertajuk 'Akselerasi Langkah Strategis Jakpro Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global' di Pressroom Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).

Jakarta, Dekannews - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terus mendorong transformasi Jakarta menjadi kota global dengan mengembangkan infrastruktur publik sebagai ruang serbaguna. 

Berbagai infrastruktur publik tersebut menjadi multi-purpose venue atau ruang serbaguna untuk menjadikan Jakarta sebagai destinasi event internasional.

Direktur Utama PT Jakpro, Iwan Takwin mengatakan, langkah ini diwujudkan melalui optimalisasi berbagai fasilitas unggulan, termasuk Jakarta International Stadium (JIS), Velodrome Rawamangun, dan pusat kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM).

"Akhirnya kami harus berbenah bagaimana fasilitas ini bisa benar-benar menghadirkan satu fasilitas yang multi-purpose," kata Iwan dalam Balkoters Talk bertajuk 'Akselerasi Langkah Strategis Jakpro Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global' di Pressroom Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).

Iwan mencontohkan, Velodrome yang sebelumnya fokus pada olahraga sepeda kini digunakan untuk berbagai kegiatan lain.

"Terbangunlah satu ekosistem sehingga kita bisa menggait komunitas lain di sana. Mulai ada konser juga, kemudian kegiatan sport di luar sepeda,” ujarnya.

Menurutnya, strategi itu bagian dari upaya menjadikan Jakarta sebagai pusat kegiatan internasional. 

"Bagaimana kemudian event-event yang ada di Jakarta ke depan itu menjadi destinasi event. Itu yang kita mau bangun," tuturnya.

Iwan berharap, keberadaan fasilitas serbaguna ini dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung lebih lama ke Jakarta.

Dia menegaskan, konsep multi-purpose bukan sekadar efisiensi fasilitas, tetapi strategi untuk menggerakkan ekonomi kreatif kota.

"Orang nanti bukan cuma orang di luar Jakarta, tetapi di luar Indonesia pun bisa menjadwalkan tripnya ke Jakarta karena event-event destinasi itu," imbuhnya.

*Ubah Perilaku*l

Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang fokus pada infrastruktur, Jakpro juga mendapat penugasan membangun sarana transportasi.

Jakpro berupaya mengubah perilaku masyarakat Jakarta melalui pembangunan berbagai infrastruktur publik seperti LRT Jakarta, JIS dan TIM.

Kata Iwan, pembangunan infrastruktur tersebut bukan hanya soal fisik, tetapi juga membangun budaya baru warga kota.

"LRT ini adalah transportasi modern yang fungsinya bagaimana bisa mereduksi atau memitigasi isu transportasi terutama kemacetan, dan juga membangun mindset baru masyarakat Jakarta bisa berpindah dari transportasi pribadi menjadi transportasi umum," jelasnya.

Iwan mengatakan, transformasi perilaku menjadi bagian penting dari upaya Jakarta menuju kota global. 

"Jakpro tidak hanya membangun satu infrastruktur atau bangunan tapi bagaimana bisa membangun people-nya atau warga Jakartanya dalam hal aspek mindset-nya," imbuhnya.

Iwan juga menyoroti pentingnya membangun kultur baru yang lebih positif, yaitu beralih dari memakai kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Saat ini, Jakpro sedang membangun LRT Jakarta fase 1B Velodrome-Manggarai sepanjang 6,4 kilometer dengan headway atau kedatangan kereta setiap 10 menit.

Rute ini memiliki lima stasiun baru yaitu Stasiun Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman dan Manggarai.

Untuk progres keseluruhan mencapai 72,85 persen dengan rincian masing-masing proyek 78,45 persen untuk Stasiun Rawamangun; 52,17 persen untuk Stasiun Pramuka BPKP; 33,76 persen untuk Stasiun Pramuka; 49,53 persen untuk Stasiun Matraman dan 19,62 persen untuk Stasiun Manggarai.

*Kolaborasi*

Anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta Pantas Nainggolan mengatakan, kolaborasi antar badan usaha daerah harus diperkuat untuk menghindari tumpang tindih proyek.

"Sinergisitas antar BUMD itu mutlak ke depan. Tidak boleh ada program Jakpro yang tidak ditopang oleh BUMD lain," tegas Pantas

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta ini, mengingatkan pembangunan kota global butuh keterpaduan.

Harmonisasi kerja antar BUMD akan membuat proyek infrastruktur berjalan lebih efisien.

Selain itu, koordinasi ini juga dapat mengurangi gangguan terhadap aktivitas masyarakat, sehingga sinergi diperlukan dalam proyek-proyek jaringan utilitas kota.

Sebagai contoh, penataan yang terpadu akan mencegah pengerjaan ulang di satu lokasi.

Pantas menilai, BUMD juga harus menggandeng sektor swasta untuk mendukung pembiayaan proyek strategis, sehingga akan mempercepat pencapaian target kota global.

"Saya pikir ke depan perlu ada peranan BUMD untuk mensinergikan termasuk dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta supaya semakin terpadu setiap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan" pungkas Pantas. (Zat)